Relawan adalah pihak-pihak yang memberikan sumbangan tenaga, pikiran, pengetahuan dan keahliannya kepada pihak lain yang membutuhkan, untuk mencapai sebuah tujuan. Pada dasarnya fitrah individu adalah kebaikan, maka menjadi relawan merupakan salah satu cara untuk menyalurkan kecenderungan individu kepada kebaikan melalui aksi nyata yang memberikan manfaat bagi pihak lain.
Sifat rela, selain dipesankan oleh ajaran agama, juga merupakan bagian dari tradisi dan budaya. Masyarakat memiliki ikatan yang antara lain terwujud dalam kegiatan yang bersifat sukarela, misalnya kebersamaan dalam menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan. Di pelosok tanah air, bahkan, kerelewanan dirayakan dengan meriah. Misalnya dalam kegiatan pembangunan rumah di desa-desa di pulau Jawa, persiapan perayaan adat di pulau Bali, acara perkabungan dan pemakaman di Tana Toraja, dan banyak contoh lainnya.
Dalam kehidupan moderen, kerelawanan juga mendapat tempat khusus. Anak-anak muda dari keluarga mampu, menyisihkan waktu untuk mengajar membaca di perkampungan pinggiran Jakarta ataupun di komunitas marjinal bawah jalan tol. Kalangan profesional, karyawan dan kelas menengah, berjejaring bahu membahu mengumpulkan buku-buku, kemudian mendistribusikannya bagi kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan. Musibah bencana yang bertubi-tubi menimpa Indonesia, juga menjadi magnet bagi munculnya jiwa-jiwa relawan. Seorang pengusaha, sukarela menerbangkan sendiri pesawat miliknya untuk membantu korban bencana Tsunami di Aceh. Aksi para relawan menggetarkan hati siapa saja yang menyimak pengorbanan mereka.
Kerelewanan adalah sebuah potensi yang dapat digerakkan untuk melakukan perbaikan kehidupan dan keadilan sosial di tanah air.
Minggu, 02 Maret 2008
Kerelawanan, sebuah panggilan jiwa
Diposting oleh KMPLH Simbiosa di 07.32 0 komentar
EdeLwEiS
Air matamu yang menetes di atas batu pegunungan
perlahan berubah menjadi serumpun
bunga "Edelweis!" seru para pendaki itu
berabad-abad kemudian
Sendiri di relung awan
kau tak mampu lari dari kenangan
yang datang menemuimu bersama angin dan cinta
Diposting oleh KMPLH Simbiosa di 07.31 0 komentar
Sahabat.......
SaHaBaT...
Janganlah berjalan di depanku...
Aku mungkin tidak dapat mengikuti,
Janganlah pula berjalan di belakangku...
Mungkin aku tidak dapat memimpin,
Tetapi, berjalan seiring bersamaku...
dan jadilah sahabatku...
Diposting oleh KMPLH Simbiosa di 07.27 0 komentar
Minggu, 24 Februari 2008
FAKTA TENTANG SATWA INDONESIA
Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia, walaupun luas Indonesia hanya 1,3% dari luas daratan dunia. Indonesia nomer satu dalam hal kekayaan mamalia (515 jenis) dan menjadi habitat dari sekitar 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia, hidup di Indonesia.
Meskipun kaya, namun Indonesia dikenal juga sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah. Saat ini jumlah jenis satwa liar Indonesia yang terancam punah adalah 147 jenis mamalia, 114 jenis burung, 28 jenis reptil, 91 jenis ikan dan 28 jenis invertebrata (IUCN, 2003). Satwa-satwa tersebut benar-benar akan punah dari alam jika tidak ada tindakan untuk menyelamatkanya.
Perdagangan satwa liar menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa liar Indonesia. Lebih dari 95% satwa yang dijual di pasar adalah hasil tangkapan dari alam, bukan hasil penangkaran. Lebih dari 20% satwa yang dijual di pasar mati akibat pengangkutan yang tidak layak. Berbagai jenis satwa dilindungi dan terancam punah masih diperdagangkan secara bebas di Indonesia. Semakin langka satwa tersebut semakin mahal pula harganya.
Beberapa fakta lain:
Sebanyak 40% satwa liar yang diperdagangkan mati akibat proses penangkapan yang menyakitkan, pengangkutan yang tidak memadai, kandang sempit dan makanan yang kurang. Perdagangan satwa liar itu adalah kejam!
60% mamalia yang diperdagangkan di pasar burung adalah jenis yang langka dan dilindungi undang-undang. Perdagangan satwa liar itu adalah tindakan kejahatan!
70% primata dan kakatua yang dipelihara masyarakat menderita penyakit dan penyimpangan perilaku. Banyak dari penyakir yang diderita satwa itu bisa menular ke manusia.
Lebih dari 100.000 burung paruh bengkok setiap tahunnya ditangkap dari alam Papua dan Maluku. Penangkapan ini juga melibatkan oknum militer. Sebagian besar burung tersebut adalah ditangkap secara ilegal dari alam.
Burung paruh bengkok (nuri dan kakatua) ditangkap dari alam dengan cara-cara yang menyiksa dan menyakitkan satwa. Bulunya dicabuti agar tidak bisa terbang.
Setiap tahunnya ada sekitar 1000 ekor orangutan Kalimantan yang diselundupkan ke Jawa dan juga luar negeri. Sebagian besar orangutan yang diperdagangkan adalah masih bayi. Untuk menangkap seekora bayi orangutan, pemburu harus membunuh induk orangutan itu yang akan mempertahankan anaknya sampai mati.
Sekitar 3000 owa dan siamang setiap tahunnya diburu untuk diperdagangkan di dalam negeri dan diselundupkan ke luar negeri.
PERDAGANGAN SATWA DILINDUNGI ITU ADALAHKEJAM (Cruel)
Diposting oleh KMPLH Simbiosa di 02.06 0 komentar
gunung-gunung
Diposting oleh KMPLH Simbiosa di 00.56 0 komentar